Total Tayangan Halaman

Jumat, 09 Desember 2011

kumpulan puisi ku


Alamat soni farrid maulana
Soni Farid Maulana
Jln. Mekar V Blok 2 D-7
Komp. Bumi Asri Mekar Rahayu
Bandung 40218
Tentang hati…..
tebat itu airnya begitu bening....hingga gemawan begitu cerlang menatap wajah nya dan langit sementara ikan kecil meriakan tatapan..hingga tawa berpijar-pijar dalam gerak kesungguhan bumi....biru.....putih....tali temali bermain dalam jeratan hati sanubari......kini..kemarin dan nanti...berganti cerita dan lakon....tebat itu tetap tempat bercermin langit dan gemawan..meski sesekali...angin mampir membasuh mukanya...yang berdebu dan berjelaga...sambil berkisah pengembaraan....


















SINGGASANA CINTA (2010)
DESEMBER 2010
Kemanisan cinta
Gorean Alfatihah dilangit senjakala
Kebagusan cinta
Lantunan sabdaMu dibibir teruna
Kehangatan cinta
Di shaf fajar sandiakala
Aroma cinta
Sayap kasihmu diwajah pecinta
Singgasana cinta
Tahtamu disudut jiwa musyafir lata














TANPA
SEPTEMBER 2010
Tanpa ya, tak ada
Tidak
Tanpa tidak, tak ada
Ya
Tidak ada aku
Kau ada
Tanpa Kau
Tidak ada aku
Dipundaku kuminta
Dihatiku
Kau bertahta
Kau ada
Tanpa kuminta
Kau menyedia
Tanpa kuberharap
Kau memberi
Kau beri aku
Tanpa Kau
Aku
Tiada




TASDIQ       (2010)
Saat kulihat mawar
Kurasa duri menelisik hati
Saat kulihat melati
Kurasa arai menjerat nurani
Saat kupandang pepohon
Ratap akar menyeruak otak
Saat kujamah bulan
Sesap pekat gulita  kutelan
    Tasdik atas
Mawar dan duri
Harum dan jerat
Kekuatan dan kerakat
Sinar dan gulita
    Tasdik atas
Terlihat, terasa, teraba
Dimanakah engkau Tasdik Qalbuku?









PERTEMUAAN KEMBALI (2010)
Kufikir, kala otak terus berfikir
Kurasa, kala indra harus berasa
Kuingat, kala fikir harus mengingat
Kucoba, kala hasrat perlu mencoba
Kuraba, kala kulit melata
                       Dimana?
Fikirku, rasaku, ingatku, hasratku, rabaku,
Kala panca indra pudar dalam satu
                       Qolq-wala
                       Caruk dipintu cakrawala
Fikir tak urung dzikir
Rasa tak urung dosa
Ingat tak urung noda
Hasrat tak urung asa
Coba tak urung doa
Raba tak urung norma
                       Dimana?
Aku
Dia
                       Hanya
Ada
                       Dia
Dia
DIA

Kompilasi anarkis    (2010)
Jelaga itu kian kental
Kental
Teguklah!
Karena semakin keruh aroma puing keangkuhan itu, semakin kental
Cawan menebal
Nanar dalam samar
Kata dan makna terasa hambar
Anugrah dan karma bertautan
Sebab dan akibat bertambatan
Ah,
Tak
Salah
Tak
Benar
Tak
Benar salah
Tak
Salah benar
Tak
Angin, udara, rupa, warna, disuling dalam satu saja
Kata, rasa, lusa, esok, kini, disunting dalam satu saja
Kau seduh dalam cawan berjelaga beraroma keangkuhan bermahkotakan kemegahan kesombongan bertahtakan kemegahan kerajaan keangkuhan yang, tak!
Seduhlah, reguklah!
Sisa tak
Ruang. Tak
























PUTARKAN KU WAKTU ( 2010)
Kau menarik
Dan ku tak hendak
Kau menolak
Dan ku tak hendak
Kau sertakan
Dan ku tak hendk
Kau tinggalkan
Dan ku tak hendak
Kau sinarkan
Dan ku tak hendak
Kau biaskan
dan ku tak hendak
kau kuatkan
dan ku tak hendak
kau lemahkan
dan ku tak hendak
kau cintakan
dan ku tak hendak
kau bencikan
dan ku tak hendak
kau matahrikan
dan ku tak hendak
kau bulankan
dan kutak hendak
kala,
ku hendakkan
kau patahkan siang-siangku
dalam tahta malam yang balam
kau runtuhkan bulan bintang
dalam lembah batu gersang
kuhendakan,
kau lantunkan laguan kawi manis
dalam cawan tuba amis
kuhendakan,
pun kau lontarkan
















DARI KATA  MU (2010)

Dari katamu terjatuh namaku
Dari katamu kulihat batin lukaku
Dari katamu kulihat perangahku
Dari katamu, kumarahku
Dari katamu, kuselimuti malu-ku
Dari katamu, kuradang kecewaku
Dari katamu, kutekan egoku
Dari katamu, kurasakan  nafas hitamku
Dari katamu, darahku putihku
Dari katamu
Entah ada aku













PETA KEADILAN (1996)

Jelas kulihat
Gambar terhantar
Bersujud  pasrah
Menampar
Segala benar
Menyindir
Segala munafik
Manempik
Segala tengik
Menalar
Mencari ujung
        Kebijak?
Lupakan
Prosa kepagian










PULANG (1995)

Sebuah  kata kulihat pulang
Lewat jendela ia terbang
Saat hati diketuk
Tak hendak yang lain masuk
Sebuah kata bersandar eja
Dibalik tirai simfoni masa
Setelah puas dalam kembara
Lewat jungkir baliknya fakta
Sebuah eja riuh dalam cerita
Kalau kedatangannya kali kedua
Tak lagi menghantar warta
Karena kembara melupa muka
Tak sua titik atau koma
Sambut kedangannya
Apatah lagi secangkir kopi
Lukrah dalam cawan pasi
Tapi
Akankah kembara sua harapan
Dalam ruang kaidah kutipan
Tersedia sebuah kamar
Tuk beradu dalam dekapan samar



PUISI WAJAH KUNING (1994)
Seraut wajah kuning
Pucat
Lekat menatap senja penat
Bermata surga
Berwajah neraka
      Menang?
Cerlak hijau jingga
Menetes dipipi sebagai sungai derita
Menukik di sungai kalbu hampa
Memekik
Puisi wajah pucat
Kemuning gugur di celak mawar
Gugur dikelopak, saatnya tidur
Wahai puisi wajah kuning.











MENCARI  PAYAU (1994)

Gersah nafas dalam
Jauh dalam cengkraman aka-akar bakau
Sedekap angkuh
Mendera bumi
Maracau hati
Mendamba angin
Merindu alun
Menjaring kelam
Menynyialh kebayang-kelaut
Biru langit masih berpuisi
Kepadang masih bersajak
Kemimpi masih berlari
Lusa dan esok kati tertikam duri
Puas pungguk dipuncak bakau merangkul rindu
Akan rembulan yang jua menunggu
Dan bakau tetap menghujam angkuh dalam semu.








Satu dunia (1991)

Haya, jarak membentang
Tak jurang
Ada harap membentang
Sebagai jembatan
Kemarin benag-benang tejalin
Sutra emas dari benag-benag ketulusan
Menjuntai hingga tiada kelaliman
Tak sanggup menjangkau
Mampu menepiskan
   Dan dalam ngarai batinku
Sungai mengalir tenang
Menghanyutkan kegrirsan
Pedih dan peri berhamburan
Mangyuh lah sampai tujuan










GUNTUR  (1991)
Sekilas
Selintas
Aku puas
       Waktu
Aku mau
       Kau kembali
       Ku tak sudi
Kau datang
Kau hilang

Villa violetta (1991)

Senja membumbung tinggi
Mengetuk gerbang sunyi
Dan mentari tertegun sedari tadi
Dipintu lazuardi
  Senja ungu lalu pergi
  Tinggalah segalur sunyi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar