Total Tayangan Halaman

Senin, 30 Januari 2012

JENIS MOTIVASI YANG BERPENGARUH DALAM KINERJA GURU

BAB I
PENDAHULUAN



Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 
Berdasarkan UU Sisdiknas tersebut pendidikan harus dapat meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan YME, kecerdasan, keterampilan , dan mempertinggi budi pekerti peserta didik, serta   berorientasi ke depan dengan ruang lingkup materi tidak hanya merupakan perbendaharaan ilmu pengetahuan yang harus dihapalkan atau keterampilan yang spesifik tetapi merupakan susunan yang sedemikian rupa sehingga peserta didik menjadi seseorang yang mampu memecahkan permasalahan dalam kehidupannya.
Sekolah sebagai ujung tombak dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut, dituntut tidak hanya sebagai pelaksana tetapi juga harus mampu melakukan pengembangan aspek program yang dibutuhkannya dan sekaligus memberikan perspektif terhadap kepentingan pembangunan yang lebih luas. Langkah yang dilakukan pemerintah hanyalah dalam kerangka penguatan kemampuan sekolah dan pengutan potensi masyarakat. Sehingga para pengelola sekolah dihadapkan pada suatu proses yang terbuka bagi pemikiran dan keterampilan baru. Sehingga pelibatan sekolah akan merupakan media untuk terjadi proses penerimaan dan pengalihan kemampuan masyarakat dalam mengelola aspek program yang dibutuhkannya.
Guru adalah salah satu penentu keberhasilan pendidikan. Tugas utama guru sebagai pendidik di sekolah, melakukan tugas-tugas kinerja pendidikan dalam bimbingan, pengajaran dan latihan. Semua kegiatan itu sangat terkait dengan upaya pengembangan para peserta didik melalui keteladanan, penciptaan lingkungan pendidikan yang kondusif, membimbing, mengajar dan melatih peserta didik. Dengan demikian maka, begitu penting keberadaan guru sebab segala bentuk kebijakan dan program pendidikan pada akhirnya akan ditentukan oleh kinerja dari seorang guru.
Guru merupakan sentral dalam kegiatan penyelenggaraan pendidikan. Tanpa guru tidak mungkin ada pembelajaran, tanpa guru tidak mungkin sekolah tertib dan disiplin, tanpa guru tidak mungkin peserta didik berprestasi, tanpa guru tidak mungkin ada perubahan. Sehingga dengan demikian untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang diperlukan guru yang professional, guru yang mempunyai kompetensi, berkomitmen dan bertanggungjawab terhadap peran dan fungsinya, yang semuanya itu diaktualisasikan dalam bentuk  kinerja guru yang optimal.
    Kinerja merupakan penampilan hasil kerja guru baik secara kuantitas maupun kualitas. Faktor-faktor yang mempengeruhi kinerja mengajar guru sebagaimana dikemukakan Wintomo (2008:3) meliputi (1). individu, yang meliputi skill, latar belakang dan demografi, (2). Organisasi yang meliputi sumber daya kinerja, kepuasaan kerja, struktur dan desain pekerjaan, (3) psikologis yang meliputi intelektual, persepsi, sikap kepribadian, dan motivasi.
    Berdasarkan uraian tersebut kinerja dari seorang guru salah satunya ditentukan oleh motivasi. Dalam makalah ini yang menjadi permasalahan adalah jenis motivasi yang bagaimana yang akan mempengaruhi kinerja dari seorang guru.








BAB II
KONSEP


1.    Teori Motivasi
Teori motivasi menurut Suderadjat ( BK5 S2 Motivasi ) terdiri dari Hierarkhi Kebutuhan Maslow, Alderfer, Teori Dua Faktor Herzberg, dan  Teori Kebutuhan McClelland
Maslow dalam Suderajat (BK 5 S2 Motivasi slide 6), menyusun hierarki kebutuhan (Maslow's need herarchy), yang menjelaskan tentang perilaku manusia ke dalam lima jenis kebutuhan yaitu:
1.    Physiological, kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal dan bebas dari rasa sakit.
2.    Safety and security, kebutuhan akan bebas dari ancaman,
3.    Belongingness, social and love, kebutuhan akan persahabatan, afiliasi, interaksi dan cinta,
4.    Esteem, kebutuhan akan harga diri dan dihormati orang lain,
5.    Self actualization, kebutuhan untuk menjadi dirinya sendiri secara maksimum.
Hierarkhi  Kebutuhan Maslow dalam Pekerjaan  menurut  Suderajat (BK 5 S2 Motivasi slide 7), yaitu :
1.    Physiological, menerima gaji yg cukup utk hidup, bekerja di lingkungan yg nyaman,
2.    Safety and security, kenaikan gaji secara teratur, memiliki asuransi, dan bekerja di lingkungan yg bebas dari bahaya,
3.    Belongingness, social and love, diterima oleh teman pribadi dan profesional, bekerja dlm kelompok yg sebanding dlm supervisi yg mendukung,
4.    Esteem, memperoleh penghargaan atas kinerja, menerima promosi dan menghasilkan reputasi yg luar biasa antar rekan kerja,
5.    Self actualization, keberhasilan dlm bisnis, membimbing orang lain, dan ibadah sosial lainnya,



Hierarkhi Kebutuhan Alderfer menurut  Suderajat (BK 5 S2 Motivasi slide 8), yaitu :
1.    Existence, kebutuhan yg dapat dipuaskan oleh faktor: makanan, udara, imbalan, dan kondisi kerja,
2.    Relatedness, kebutuhan yg dapat dipuaskan oleh faktor: hubungan sosial dan interpersonal yg berarti,
3.    Growth, kebutuhan yg dapat dipuaskan jika individu membuat kontribusi yg produktif dan kreatif,
Teori Dua Faktor Herzberg menurut Suderajat (BK 5 S2 Motivasi slide 9), yaitu :
1.    Dissatisfier, (faktor higiene, untuk menghindarkan adanya ketidak puasan): gaji, keamanan pekerjaan, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, kualitas pengawasan teknis, kualitas hubungan interpersonal antar rekan kerja, dengan atasan dan bawahan,
2.    Satisfier, (motivator): pencapaian, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, hakikat pekerjaan, kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang

Teori Kebutuhan McClelland  menurut Suderajat (BK 5 S2 Motivasi slide 10), yaitu :
1.    Need for achievement, n Ach, kebutuhan akan pencapaian,
2.    Need for affiliation, n Aff, kebutuhan akan afiliasi,
3.    Need for power, n Pow, kebutuhan akan kekuasaan, 

Teori kebutuhan menurut Maslow yaitu apabila kebutuhan tingkat bawah secara relatif telah terpenuhi maka akan timbul keinginan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut diduga akan merangsang guru-guru bekerja lebih efektif dan lebih efisien. Teori Maslow ini memberikan sumbangan yang berharga dalam memperhatikan kebutuhan-kebutuhan tingkat rendah para pekerja yang sebelumnya mungkin diabaikan pada suatu organisasi. Penjelasan tentang hierarki kebutuhan berkaitan erat dengan ekspresi terhadap kebutuhan manusia.
Hierarki kebutuhan seperti yang dijelaskan di atas disebut prepotency, bahwa kebutuhan yang lebih tinggi itu tidak penting, sampai dengan kebutuhan yang lebih rendah dapat terpenuhi. Kalau kebutuhan yang lebih rendah sudah dapat dipenuhi, maka akan segera muncul jenis kebutuhan berikutnya yang akan mendorong seseorang melakukan tindakan atau aktivitas tertentu.
Teori kebutuhan dari Mc.Clelland dalam Mangkunegara (2007:97) menyebutkan tiga dorongan kebutuhan yaitu: (1) Kebutuhan untuk berprestasi (Need of achievement), yaitu kebutuhan untuk memenangkan persaingan dengan standar keberhasilan yang baik; (2) Kebutuhan untuk memperluas pergaulan (Need of affiliation). Kebutuhan akan afiliasi merupakan keinginan seseorang untuk menjalin dan membina hubungan yang ramah, akrab dan bersahabat; (3) Kebutuhan untuk menguasai sesuatu (Need of power).
Teori ERG mengenalkan tiga kelompok inti dan kebutuhan-kebutuhan itu yakni: 1) kebutuhan akan keberadaan, yaitu suatu kebutuhan untuk tetap bisa hidup; 2) kebutuhan akan berhubungan, yaitu untuk menjalin hubungan dengan sesamanya melakukan hubungan sosial dan bekerja lama dengan orang lain; dan 3) kebutuhan untuk berkembang, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan keinginan instrinsik seseorang untuk mengembangkan dirinya.

2.     Motivasi
Yang dimaksud motivasi adalah faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan pekerjaannya agar lebih semangat untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik. Motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam upaya meningkatkan produktivitas. Memberikan motivasi berarti memberikan dorongan kepada seseorang untuk mau melakukan pekerjaan.
Kemauan bertindak seseorang akan timbul apabila ada keinginan yang memungkinkan dipenuhi melalui kegiatan tersebut. Jadi motivasi seseorang tidak akan muncul dengan sendirinya tanpa ada kemungkinan pemenuhan keinginan (kebutuhan) dari suatu kegiatan. Semakin banyak kreasi dalam tugas yang dirancang oieh seseorang akan menimbulkan semakin banyak keinginan, maka akan semakin bervariasi juga motivasi yang muncul untuk dapat memenuhi keinginan tersebut. Semakin banyak jenis keinginan maka seseorang akan berusaha menyusun tingkat urgensi dan keinginan tersebut, dan yang memperoleh prioritas paling tinggi, akan dilakukan upaya untuk memenuhinya.
Wahjosumidjo (1992:174) menyimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada seseorang. Sperling A dalam Mangkunegara (2007:93) mengemukakan bahwa: Motif didefinisikan sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan motif).
Berdasarkan uraian tersebut maka motivasi merupakan kompleksitas dari kekuatan yang dimiliki seseorang, keinginan dan kebutuhan yang harus dipenuhi, dan kesemuanya dapat diarahkan untuk memberikan kekuatan untuk berbuat dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Sardiman A.M. dalam Sujanto B (2009:93) motif diartikan sebagai daya penggerak yang mendorong seseorang seseorang melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Motif yang sudah aktif disebut motivasi. Sedangkan motivasi merupakan proses yang tidak dapat diamati, tetapi bisa ditafsirkan melalui tindakan individu yang bertingkah laku, sehingga motivasi merupakan konstruksi jiwa. Kedudukan motivasi sejajar dengan isi jiwa sebagai cipta (kognisi), karsa (konasi), dan rasa (emosi) yang merupakan tridaya (tigadaya) dalam diri manusia. Apabila cipta, karsa dan rasa yang melekat pada diri seseorang, dikombinasikan dengan motivasi, dapat menjadi catur daya atau empat dorongan kekuatan yang dapat mengarahkan individu mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan.
Perilaku yang timbul pada diri seseorang dalam rangka motivasi sebagai konsep manajemen  sebagaimana sering dinyatakan adalah didorong oleh adanya kebutuhan. Kebutuhan tersebut mendorong seseorang untuk berperilaku, sehingga perilaku orang tersebut selalu berorientasi pada tujuan untuk bisa terpenuhinya kebutuhan yang diinginkan. Setiap perilaku yang ditampilkan seseorang dalam organisasi, pasti dalam rangka terwujudnya suatu kepuasan.
Motif dapat juga diartikan sebagai "driving force" yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan berbuat dengan tujuan tertentu. Berkenaan dengan motivasi Hasibuan (1996:92) mengemukakan bahwa motivasi akan mempersoalkan cara mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilan untuk mewujudkan tujuan perusahaan.

3.    Motivasi Kerja Guru
Sebagaimana diungkap di awal bahwa motivasi adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam setiap usaha sekumpulan orang yang bekerja sama dalam rangka pencapaian suatu tujuan. Motivasi merupakan sebuah proses kejiwaan yang mencerminkan hubungan antara sikap kebutuhan persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi secara kejiwaan timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri atau disebut faktor intrinsik seperti motivasi kerja, pengalaman kerja, dan disiplin kerja dan faktor dari luar diri sendiri atau disebut faktor ekstrinsik antara lain kepemimpinan, lingkungan tempat bekerja, sarana/prasarana kerja.
Motivasi kerja guru memegang peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang guru dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Makin tinggi motivasinya maka keberhasilan pencapaian tujuan akan semakin tinggi pula. Namun demikian pemberian motivasi kepada para guru untuk melakukan kerjasama merupakan hal yang rumit, penyebabnya adalah karena manusia semakin tergantung antara satu sama lainnya, dan ada faktor-faktor lain yang saling berpengaruh sehingga masalah pemberian motivasi di dalam bekerja juga semakin rumit.
Dalam kinerja seseorang maka hal ini sangat ditentukan oleh faktor mental yang ada pada dirinya. Faktor mental yaitu suatu kondisi kejiiwaan yang mendorong seseorang untuk mampu mencapai prestasi secara maksimal. Berdasarkan pembahasan tentang pengertian motivasi, teori motivasi dan motivasi kerja guru maka°dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja guru adalah kebutuhan-kebutuhan yang mendorong guru untuk melakukan tingkah laku dan pekerjaan atau bisa dikatakan bahwa motivasi kerja guru adalah keseluruhan daya penggerak atau tenaga pendorong baik yang berasal dari dalam maupun dari luar yang menimbulkan adanya keinginan untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas dalam menjalankan tugas sebagai guru yang dilaksanakan secara sistematis, berulang-ulang, kontinyu dan progresif untuk mencapai tujuan menurut Asep Jamiat ( 2009 : 32) meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Kebutuhan berprestasi; 2) Kebutuhan mendapatkan rasa aman; 3) Kebutuhan mendapatkan penghargaan; 4) Kebutuhan mendapatkan perlakuan adil; 5) Kebutuhan mengaktualisasikan diri.

4.    Pengertian Kinerja
Kinerja dapat diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja. Nawawi (1998:124) menggunakan istilah "karya", yaitu hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik bersifat fisik maupun non fisik. Pengertian kinerja didefinisikan oleh Mangkunegara (2007:67) berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengart tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja adalah terjemahan dari kata "Performance" (bahasa Inggris) artinya pelaksanaan pekerjaan yang baik (Hornby:1984:236). Secara umum pengertian kinerja adalah perbuatan atau prestasi. Makmun (1996:49) mengemukakan bahwa "Kinerja adalah kemampuan atau tindakan pegawai untuk melaksanakan tugas secara rasional dan dapat mencapai tujuan secara memuaskan berdasarkan prasyarat yang ditentukan. Oleh karena itu dalam impelementasinya kinerja harus memrliki prasyarat yang ditetapkan. Lebih lanjut Makmun (1996:70) mengemukakan bahwa karakteristik kinerja dari suatu profesi adalah: mampu melakukan suatu pekerjaan tertentu secara rasional, menguasai perangkat pengetahuan, menguasai perangkat keterampilan, memahami perangkat persyaratan ambang (basic standart) tentang ketentuan kelayakan normatif minimal kondisi dan proses yang dapat ditoleransikan dan kriteria keberhasilan yang dapat diterima dari apa yang dilakukannya, memiliki daya (motivasi) dan citra (aspirasi) unggulan dalam melakukan tugas pekerjaannya, dan Memiliki kewenangan (otoritas) dan teruji (Measurable) sehingga akan memperoleh pengakuan pihak berwenang (certifiable).
Kinerja berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan sebagai kemampuan kerja, tetapi bukan sekedar kompetensi melainkan kompetensi dan motivasi atau komitmen untuk mengerjakan tugas dan berkembang. Atau dengan kata lain, kinerja adalah perwujudan kompetensi yang mencakup kemampuan, motivasi untuk menyelesaikan tugas dan motivasi untuk berkembang, serta motivasi untuk mengelola kondisi lingkungan.

5.    Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan penampilan hasil kerja seorang pegawai baik secara kualitas maupun kuantitas. Kinerja bisa merupakan penampilan kerja individu maupun kelompok. Kinerja kelompok merupakan hasil interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam kelompok tersebut. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu faktor fisik dan non fisik. Faktor-faktor fisik berkaitan dengan sarana prasarana penunjang, sedangkan faktor non fisik berkaitan dengan kondisi yang melekat dalam sebuah jalinan kelompok yaitu sistem manajemen. Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Gibson dalam http://www.scribd.com. doc/ 10959950/ Nambah-ilmuTentang-Konsep-Kinerja mengatakan bahwa variabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu, sedangkan variabel demoghrafis mempunyai pengaruh tidak langsung. Kelompok variabel psikologis terdiri dani variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi menurutnya banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis.
Kopelman dalam http://www.scribd.com.doc/ 10959950/ Nambah-ilmu-Tentang-Konsep-Kinerja variabel imbalan akan berpengaruh terhadap variabel motivasi, yang pada akhirnya secara langsung mempengaruhi kinerja individu. Sedangkan Davis dalam Mangkunegara (2007:67) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja yaitu faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation) bahwa human performance adalah ability ditambah dengan motivation, motivation adalah attitude dengan situation, dan ability adalah knowledge ditambah dengan skill.
Penjelasannya adalah sebagai berikut;
a. Faktor Kemampuan, dengan kemampuan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
b. Faktor Motivasi, motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja) sedangkan sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kcrja secara maksimal. Sehingga dengan demikian seorang pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan menciptakan situasi kerja.
Mc Clelland dalam Mangkunegara (2007:68) berpendapat bahwa "ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja. Menurutnya motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri pegawai untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji.
Suderajat  dalam (BK 5 S2 Motivasi  Slide 3) Menyatakan bahwa:
1.    Kinerja seseorang dalam pekerjaannya merupakan fungsi dari kapasitas untuk berkinerja, kesempatan untuk berkinerja, dan kemauan untuk berkinerja.
2.    Kemauan atau motivasi adalah faktor yg dominan.
3.    Motivasi yang tinggi merupakan dorongan untuk berkinerja dengan menggunakan seluruh potensi yang dimiliki seseorang.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan yang menyatakan bahwa motivasi merupakan pendorong yang sangat penting untuk dapat terjadinya kinerja yang menggunakan seluruh potensi yang dimiliki seseorang.




BAB  III
PENERAPAN KONSEP


1.    Kinerja Guru
Guru sangat berperan dalam meningkatkan proses belajar mengajar, maka dari itu seorang Guru dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi dasar dalam proses belajar mengajar. Dalam kaitannya dengan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, maka dapat dikemukakan Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
Kinerja Guru yang baik tentunya tergambar pada penampilan mereka baik dari penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan profesi menjadi guru
artinya mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan mendidik siswa di luar kelas dengan sebaik-baiknya.
Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar serta tugas-tugas guru dalam kelembagaan marupakan bentuk kinerja guru. Apabila kinerja guru meningkat, maka berpengaruh pada peningkatan kualitas keluaran atau outputnya.
Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Kinerja guru
yang dicapai harus berdasarkan standar kemampuan profesional selama melaksanakan kewajiban sebagai guru di sekolah. Guru menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa.




2.    Jenis Motivasi Kinerja Guru
Kinerja guru adalah prestasi kerja yang dicapai oleh keahlian yang dimilikinya dalam hal ini guru.  Keahlian guru dimaksud meliputi pelaksanaan pengajaran di sekolah. Dalam kaitanya dengan tugas pendidikan, dapat dikatakan bahwa penguasaan keahlian guru berkaitan dengan keterampilan menyampaikan materi dan keterampilan teknis dalam proses belajar mengajar.
Melalui penguasaan materi dan keterampilan teknis mengajar para guru, pelaksanaan pengajaran yang mendidik dapat dilaksanakan.  Kinerja guru ini menempati kedudukan sentral dalam proses pendidikan, sebab pada kegiatan ini terjadi titik temu antara pendidik dan terdidik dalam tugas pelaksanaan misi pendidikan.
Melihat pentingnya kinerja guru untuk terjadinya pelaksanaan proses pembelajaran, maka bagi guru sangat diperlukan sebuah dorongan dan keadaan mental yang akan selalu mampu memelihara kestabilan pelaksanaan kinerja dari seorang guru.
Suderadjat dalam ( BK 2 S2  Kepemimpinan  Pendidikan Slide 9), menyatakan bahwa :
1.    Kinerja tertinggi staff dan pamong dicapai apabila mereka memiliki motivasi intrinsik
2.    Motivasi intrinsik terjadi apabila mereka menguasai dan memiliki visi yang berintikan nilai-nilai keyakinan (agama) yang dianutnya

Beberapa Surat dan ayat dalam Al-Qur’an yang dapat menjadi rujukan tentang pentingnya motivasi interinsik yang berintikan agama bagi seorang guru muslim dan menjadi dasar dalam melakukan kinerjanya adalah.
a.    Bekerja harus karena Allah
Surat 9 (Baraa’ah): 105
“Dan katakanlah Bekerjalah kamu! Maka Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman akan menilai pekerjaanmu itu. Dan kamu akan dikembalikan kepada Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa-apa yang telah kamu kerjakan.”
Surat 6 (Al-An’aam) : 132
”Dan untuk masing-masing orang ada tingkat-tingkat martabat yang seimbang dengan perbuatannya. Dan tuhanmu tidak lengah dari apa-apa yang mereka kerjakan”
Surat 6 (Al-An’aam) : 135
“ Katakanlah ! “ Hai kaumku, beramallah sepenuh kemampuanmu dalam bidangmu masing-masing, akupun beramal pula dalam bidangku. Kelak kamu akan mengetahui, siapakah diantara kita yang akan memperoleh hasil baik di akhirat dari amal kita itu”. Sungguh orang-orang zalim tidak akan mendapat kemenangan.
Surat 6  (A-An’aam) :
Ayat 162
“Katakanlah  ! “Sesungguhnya shalatku, amal ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta  alam”.
Surat 2 ( Al-Baqarah) : 22
“ Dialah tuhan yang menghamparkan persada bumi dan menjadikan angkasa sebagai bangunan yang kokoh bagimu. Begitu pula dialah yang menurunkan hujan dari angkasa, lalu dengan air hujan itu dihasilkan-Nya buah-buahan sebagai rezekimu; karena itu jangalah kamu mengadakan sekutu- sekutu bagi Allah pada hal kamu mengetahui”
Surat 10 (Yuunus) : 61
“Betapa pentingnya urusanmu, apapun ayat Al-Qur’an yang kamu baca sehubungan dengan kepentinganmu itu , begitu pula pekerjaan yang dikerjakan olehmu dan umatmu semuanya, kami saksikan ketika kalian melakukannya. Dan tidak luput dari pengetahuan. Tuhanmu walaupun sebesar Atom, baik yang berada di bumi maupun yang berada di langit, baik yang lebih kecil maupun yang lebih besar, semuanya tercatat di dalam kitab yang terang.
b.    Perintah harus taat kepada Allah
Surat 36 (Yaasin) : 54
“ Pada hari kiamat itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun juga , dan kamu tidak akan diberi pembalasan kecuali menurut imbangan perbuatanmu”
Surat 46 (Al-Ahqaaf) : 19
“ Dan untuk masing-masing ada tingkat-tingkat pembalasan, sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. Karena tuhan hendak menyempurnakan pembalasan amal-amal perbuatan mereka. Mereka tidak akan dirugikan”
Surat 39 ( Az-zumar) : 2
Ayat 2
“Sesungguhnya kami menurunkan kitab Al-Qur’an itu dengan kebenaran mutlak. Karena itu sembahlah Allah dengan seikhlas-iklhas beragama untuk dia semata”
Surat 2 (Al-Baqarah) : 163
“Tuhanmu, ialah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada tuhan yang lain, hanya Dia, yang Maha Pengasih dan Penyayang”
Surat 4 (An- Nisa) : 36
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan apapun juga. Dan berbaktilah kepada kedua orang  ibu bapak, kaum kerabat anak-anak yatim dan orang miskin, tetangga yang dekat dan yang jauh, teman sejawat orang-orang yang dalam perjalanan, dan hamba sahaya yang berada di bawah kekuasaanmu. Sesungguhnya Allah tidak menyenangi orang-orang yang sombong dalam gerak-geriknya  lagi sombong dalam ucapannya”
Surat 21 (Al-Anbiyaa): 25
“Dan kami tidak pernah mengutus seorang rasulpun sebelummu Muhammad, hanyalah selalu kami wahyukan kepadanya, bahwa : tidak ada Tuhan kecuali AKU, karena itu AKU sajalah yang wajib kalian sembah.
Surat 18 (Al-Kahfi) : 110
“Katakanlah kepada mereka hai rasul: “ Bahwasanya aku ini, adalah manusia seperti kamu juga. Namun kepadaku diwahyukan : :Bahwasanya Tuhanmu itu ialah Tuhan yang maha Esa !. Karena itu barang siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal salih, dan janganlah mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan dalam peribadatan”
Surat 39 ( Az-zumar) :
Ayat 3
“ Ingatlah bahwa ibadah yang setulus-tulusnya itu, harus ditujukan kepada Allah saja. Orang-orang yang mengambil pelindung diri selain daripada Allah, berdalih : Kami tidak menyembah mereka , hanyalah supaya mereka dapat mendekatkan kami kepada Allah lebih dekat lagi. Sesungguhnya Allah akan menentukan “kepastian hukum”  di antara mereka mengenai perkara yang mereka perselisihkan itu, sesungguhnya Allah tidak akan memimpin orang-orang pendusta lagi sangat ingkar”
Surat 98 (Al-Bay-Yinah) : 5
“Padahal meraka itu sebenarnya tidak diperintahkan untuk itu, melainkan untuk beribadah kepada Allah dengan setulus-tulusnya dengan tekun dan patuh. Mengerjakan Shalat dan mengeluarkan zakat, itulah agama yang lurus”
c.    Peringatan Allah
Surat 11 (Hud) : 15-16
Ayat 15
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan duniawi dengan segala kemewahannya, akan kami penuhi upah kerjanya , tanpa  dikurangi sedikitpun juga”
Ayat 16
“Orang-orang itu nanti di akhirat tidak akan mendapat apa-apa,kecuali api neraka. Semetara hasil karyanya disana menjadi nihil saja. Percumalah  apa yang mereka kerjakan itu!
Surat 17 (Al Israa): 18-19
Ayat 18
“Barang siapa yang menghendakii kehidupan sementara ini kami berikan sekarang juga, berapa saja kami kendaki dan kepada siapa saja yang kami sukai. Kemudian kami sediakan baginya Neraka yang akan membakarnya sebagai orang yang nista dan terbuang”
Ayat 19
“ Dan siapa yang menghendaki kehidupan Akhirat dia berjuang dengan gigih untuk mencapai cita-citanya sebagai seorang Mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang terpuji”
Surat 42 (Asy-Syura): 20
“Barangsiapa yang ingin balasan pahala di akhirat, akan kami beri tambahan pahalanya itu, dan siapa yang ingin pahala di dunia ini saja, akan kami berikan sebahagian pahalanya itu sekarang juga, namun di akhirat ia tidak akan mendapat apa-apa”
Surat 7 (Al-Aa’Raaf) : 147
”Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami , juga mendustakan akhirat, hapuslah seluruh pahala amal perbuatannya . Bukanlah mereka tidak akan diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan.























BAB  IV
KESIMPULAN



Guru adalah salah satu penentu keberhasilan pendidikan. Tugas utama guru sebagai pendidik di sekolah, melakukan tugas-tugas kinerja pendidikan dalam bimbingan, pengajaran dan latihan. Semua kegiatan itu sangat terkait dengan upaya pengembangan para peserta didik melalui keteladanan, penciptaan lingkungan pendidikan yang kondusif, membimbing, mengajar dan melatih peserta didik. Dengan demikian maka, begitu penting keberadaan guru sebab segala bentuk kebijakan dan program pendidikan pada akhirnya akan ditentukan oleh kinerja dari seorang guru.
Melihat pentingnya kinerja guru untuk terjadinya pelaksanaan proses pembelajaran, maka bagi guru sangat diperlukan sebuah dorongan dan keadaan mental yang akan selalu mampu memelihara kestabilan pelaksanaan kinerja dari seorang guru.
1.    Kinerja seorang guru dalam pekerjaannya merupakan fungsi dari kapasitas untuk berkinerja, kesempatan untuk berkinerja, dan kemauan untuk berkinerja.
2.    Kemauan atau motivasi adalah faktor yg dominan.
3.    Motivasi yang tinggi merupakan dorongan untuk berkinerja dengan menggunakan seluruh potensi yang dimiliki seseorang.
4.    Kinerja tertinggi dari seorang guruakan  dicapai apabila mereka memiliki motivasi intrinsik
5.    Motivasi intrinsik terjadi apabila mereka menguasai dan memiliki visi yang berintikan nilai-nilai keyakinan (agama) yang dianutnya
Beberapa Surat dan ayat dalam Al-Qur’an yang dapat menjadi rujukan tentang pentingnya motivasi interinsik yang berintikan agama bagi seorang guru muslim dan menjadi dasar dalam melakukan kinerjanya adalah

d.    Bekerja harus karena Allah
Surat 9 (Baraa’ah): 105
“Dan katakanlah Bekerjalah kamu! Maka Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman akan menilai pekerjaanmu itu. Dan kamu akan dikembalikan kepada Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa-apa yang telah kamu kerjakan.”
Surat 6 (Al-An’aam) : 132
”Dan untuk masing-masing orang ada tingkat-tingkat martabat yang seimbang dengan perbuatannya. Dan tuhanmu tidak lengah dari apa-apa yang mereka kerjakan”
Surat 6 (Al-An’aam) : 135
“ Katakanlah ! “ Hai kaumku, beramallah sepenuh kemampuanmu dalam bidangmu masing-masing, akupun beramal pula dalam bidangku. Kelak kamu akan mengetahui, siapakah diantara kita yang akan memperoleh hasil baik di akhirat dari amal kita itu”. Sungguh orang-orang zalim tidak akan mendapat kemenangan.
Surat 6  (A-An’aam) :
Ayat 162
“Katakanlah  ! “Sesungguhnya shalatku, amal ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta  alam”.
Surat 2 ( Al-Baqarah) : 22
“ Dialah tuhan yang menghamparkan persada bumi dan menjadikan angkasa sebagai bangunan yang kokoh bagimu. Begitu pula dialah yang menurunkan hujan dari angkasa, lalu dengan air hujan itu dihasilkan-Nya buah-buahan sebagai rezekimu; karena itu jangalah kamu mengadakan sekutu- sekutu bagi Allah pada hal kamu mengetahui”
Surat 10 (Yuunus) : 61
“Betapa pentingnya urusanmu, apapun ayat Al-Qur’an yang kamu baca sehubungan dengan kepentinganmu itu , begitu pula pekerjaan yang dikerjakan olehmu dan umatmu semuanya, kami saksikan ketika kalian melakukannya. Dan tidak luput dari pengetahuan. Tuhanmu walaupun sebesar Atom, baik yang berada di bumi maupun yang berada di langit, baik yang lebih kecil maupun yang lebih besar, semuanya tercatat di dalam kitab yang terang.
e.    Perintah harus taat kepada Allah
Surat 36 (Yaasin) : 54
“ Pada hari kiamat itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun juga , dan kamu tidak akan diberi pembalasan kecuali menurut imbangan perbuatanmu”
Surat 46 (Al-Ahqaaf) : 19
“ Dan untuk masing-masing ada tingkat-tingkat pembalasan, sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. Karena tuhan hendak menyempurnakan pembalasan amal-amal perbuatan mereka. Mereka tidak akan dirugikan”
Surat 39 ( Az-zumar) : 2
Ayat 2
“Sesungguhnya kami menurunkan kitab Al-Qur’an itu dengan kebenaran mutlak. Karena itu sembahlah Allah dengan seikhlas-iklhas beragama untuk dia semata”
Surat 2 (Al-Baqarah) : 163
“Tuhanmu, ialah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada tuhan yang lain, hanya Dia, yang Maha Pengasih dan Penyayang”
Surat 4 (An- Nisa) : 36
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan apapun juga. Dan berbaktilah kepada kedua orang  ibu bapak, kaum kerabat anak-anak yatim dan orang miskin, tetangga yang dekat dan yang jauh, teman sejawat orang-orang yang dalam perjalanan, dan hamba sahaya yang berada di bawah kekuasaanmu. Sesungguhnya Allah tidak menyenangi orang-orang yang sombong dalam gerak-geriknya  lagi sombong dalam ucapannya”
Surat 21 (Al-Anbiyaa): 25
“Dan kami tidak pernah mengutus seorang rasulpun sebelummu Muhammad, hanyalah selalu kami wahyukan kepadanya, bahwa : tidak ada Tuhan kecuali AKU, karena itu AKU sajalah yang wajib kalian sembah.
Surat 18 (Al-Kahfi) : 110
“Katakanlah kepada mereka hai rasul: “ Bahwasanya aku ini, adalah manusia seperti kamu juga. Namun kepadaku diwahyukan : :Bahwasanya Tuhanmu itu ialah Tuhan yang maha Esa !. Karena itu barang siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal salih, dan janganlah mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan dalam peribadatan”
Surat 39 ( Az-zumar) :
Ayat 3
“ Ingatlah bahwa ibadah yang setulus-tulusnya itu, harus ditujukan kepada Allah saja. Orang-orang yang mengambil pelindung diri selain daripada Allah, berdalih : Kami tidak menyembah mereka , hanyalah supaya mereka dapat mendekatkan kami kepada Allah lebih dekat lagi. Sesungguhnya Allah akan menentukan “kepastian hukum”  di antara mereka mengenai perkara yang mereka perselisihkan itu, sesungguhnya Allah tidak akan memimpin orang-orang pendusta lagi sangat ingkar”
Surat 98 (Al-Bay-Yinah) : 5
“Padahal meraka itu sebenarnya tidak diperintahkan untuk itu, melainkan untuk beribadah kepada Allah dengan setulus-tulusnya dengan tekun dan patuh. Mengerjakan Shalat dan mengeluarkan zakat, itulah agama yang lurus”
f.    Peringatan Allah
Surat 11 (Hud) : 15-16
Ayat 15
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan duniawi dengan segala kemewahannya, akan kami penuhi upah kerjanya , tanpa  dikurangi sedikitpun juga”
Ayat 16
“Orang-orang itu nanti di akhirat tidak akan mendapat apa-apa,kecuali api neraka. Semetara hasil karyanya disana menjadi nihil saja. Percumalah  apa yang mereka kerjakan itu!
Surat 17 (Al Israa): 18-19
Ayat 18
“Barang siapa yang menghendakii kehidupan sementara ini kami berikan sekarang juga, berapa saja kami kendaki dan kepada siapa saja yang kami sukai. Kemudian kami sediakan baginya Neraka yang akan membakarnya sebagai orang yang nista dan terbuang”
Ayat 19
“ Dan siapa yang menghendaki kehidupan Akhirat dia berjuang dengan gigih untuk mencapai cita-citanya sebagai seorang Mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang terpuji”
Surat 42 (Asy-Syura): 20
“Barangsiapa yang ingin balasan pahala di akhirat, akan kami beri tambahan pahalanya itu, dan siapa yang ingin pahala di dunia ini saja, akan kami berikan sebahagian pahalanya itu sekarang juga, namun di akhirat ia tidak akan mendapat apa-apa”
Surat 7 (Al-Aa’Raaf) : 147
”Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami , juga mendustakan akhirat, hapuslah seluruh pahala amal perbuatannya . Bukanlah mereka tidak akan diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan.
















DAFTAR PUSTAKA



Hasibuan , MS (1996). Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta : Bumi Aksara
http://www.scribd.com. doc/ 10959950/ Nambah-ilmuTentang-Konsep-Kinerja
Jamiat, A (2009). Kontribusi Motivasi kerja Guru dan Kinerja Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja Guru
Makmun, AS (2005). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Mangkunegara, A.P (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Rosdakarya
Nawawi. (1998). Administrasi Pendidikan . bandung : Remaja Rosda karya
Suderadjat, H (2010). Bahan perkuliahan Managemen Oerganisasi dan Personil Pendidikan.  Bandung : Uninus
Sujanto, B (2009). Manajemen Pendidikan Berbasis sekolah. Jakarta : Sagung Seto
Sumidjo, W. (1992). Kepemimpinana dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia
Undang-Undang No. 20 (2003). Sistem Pendidikan nasional . Jakarta : Depdiknas
Wintomo (2008). Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru pada SMA Negeri di Kabupaten Indramayu. Tesis. Uninus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar